
Bank Indonesia (BI) memang masih menghentikan sementara layanan isi ulang uang elektronik PayTren milik Yusuf Mansur. Alasannya, otoritas sistem pembayaran menilai, total dana yang ada pada PayTren telah mencapai Rp 1 miliar. Sehingga perlu mendapat izin BI.
Namun di tengah menunggu kepastian tentang penerbitan izin dari BI, Yusuf Mansur kembali buka-bukaan bila ke depan PayTren juga bisa digunakan untuk membayar tol. Menurut Yusuf Mansur, sayang bila PayTren tidak masuk ke dalam bisnis tersebut.
Sejumlah persiapan kini telah dilakukan oleh Yusuf Mansur agar PayTren bisa menjadi alat elektronik pembayaran tol, termasuk meminta izin dari BI. Lantas bagaimana cerita selanjutnya?
Berikut ini wawancara khusus kumparan (kumparan.com) dengan Yusuf Mansur mengenai PayTren dan rencana menjadi alat pembayaran tol seperti dikutip Jumat (13/10).
Bagaimana perkembangan terkini layanan isi ulang PayTren yang disetop Bank Indonesia?PayTren alhamdulillah. Sejak 2014, masih awal-awal sudah berusaha untuk menyesuaikan diri dengan peraturan e-money BI. PayTren sudah mulai misahin, nertibin sendiri, dan menyiapkan diri. Saat itu, belom dibuka perizinan e-money baru.
PayTren datang duluan ke BI sebelum dipanggil. Karena memang kami sudah nungguin izin itu dibuka. Sifatnya koperatif banget deh. Sebab kami butuh e-money. Pernah BI manggil kami. Sebab ada info begini begitu tentang kami.
Sekitar Maret 2014 kami meluruskan. Itu digunakan oleh kami untuk sekalian lapor tentang pengajuan izin e-money. BI membatasi deposit Rp 10 juta tapi kami malah ambil hanya maksimal Rp 5 juta saja. Nunjukin kami benar-benar niat nurut dengan aturan. Akhirnya 2017 ngajuin di bulan Juli. Karena memang bukanya bulan itu. Sebelumnya kami intip terus kapan dibukanya. 3 tahun kami nunggu.
Makanya kami sedikit dapat pujian, termasuk yang pertama ngajuin dan termasuk yang pertama melengkapi berkas. Bahkan sampai audit IT dan audit keuangan. Kami dipuji BI, sebab enggak nahan-nahan duit orang di e-commerce kami. Itu sesuai prinsip syariah. Sementara bisa jadi di tempat lain, ada penahanan sampe 21 hari kerja misalnya.
Begitu ngajuin izin di Juli, kami langsung tambah total ngikut aturan. Termasuk aturan mitra baru enggak boleh deposit dulu per 1 September 2017. Sementara yang lama, disesuaikan maksimal Rp 1 juta saja. Atau disesuaikan dengan dana floating yang maksimal Rp 1 miliar per hari. Soal BI, soal sementara saja. Habis ini happy PayTren.

Sampai saat ini PayTren itu sudah mengelola dana pengguna hingga berapa?
PayTren sehari antara 300 ribu sampai 400 ribu transaksi. Yang terbesar sementara listrik dan pulsa HP. Jumlah pengguna kami sementara hampir 1,7 juta pengguna. Dan mudah-mudahan bisa 3 juta sampe akhir Desember 2017 dan melesat sampe 10 juta sampai akhir Desember 2018. 30 juta di tahun 2020. Amin saat masyarakat sudah tambah melek cashless.
Dengan dihentikan sementara oleh BI, apakah transaksi nasabah ikut terganggu?Mitra kami sama sekali enggak terganggu. Toh cuma beberapa fitur terkait e-money. Bahkan jika pun hanya pemakai PayTren yang baru, masih bisa ikut belajar banyak di PayTren Academy.
Rencananya PayTren bisa digunakan untuk bayar tol?
Ya. PayTren siap lahir batin masuk tol. Sayang amat biaya admin kalau enggak dinikmati oleh masyarakat luas lagi. Sampai kapan jadi pengguna terus?
Mulai kapan
Begitu izin e-money turun, langsung turun di tol. Hehehe (tertawa). Untuk top up top up, dan bahkan pembayaran. Sekarang masih chip based, e-money pakai chip based agak kurang nyaman kalau saya. Yang nyaman yang berbasis server based kayak PayTren.
Persiapan PayTren untuk masuk ke tol seperti apa?
Pastinya insyaallah tetap ada kerja sama dengan bank. Minimal soal penempatan dananya. Kelebihannya adalah dengan menyatukan pengguna, maka daya tawar kita ya jadi ada dan jauh lebih punya power. Inilah keistimewaan berkomunitas.

Kelebihan PayTren dengan uang elektronik lainnya?
E-money nya PayTren adalah server based, enggak pakai kartu lagi. Itu e-money bank murni. Di tempat lain, pendaftaran mungkin cukup dengan email dan nomor HP. Di PayTren, masih harus pakai foto KTP dan foto diri plus diverifikasi sampe verified. Masih ditambah dengan OPT (Orientasi Pebisnis Treni) dan SPT (Sosialisasi Pebisnis Treni). Panjang dikit, tapi ngamanin hak nasabah itu sendiri.
Kita, PayTren pakai HP saja langsung dan besok-besok harusnya sudah pakai fitur non gate sekalian. Sayang amat masih ngantre, tap sana tap sini. Wong dah pakai digital, ya digital murni saja semua. Sehingga Indonesia enggak kehilangan waktu yang berharga dari orang-orang terdidik, terpelajar, yang banyak buang waktu sebab ngantre.
Kalau PayTren hilang, apakah saldo akan tercover juga?
PayTren harusnya malah lebih sip. Sebab kalau yang e-money kartu, kalau rusak atau hilang? duitnya enggak bisa dipakai dan ya hilang. Tapi server based keren, duitnya enggak hilang. Khususnya PayTren yang KYC-nya canggih. Know Your Customer-nya canggih.
Soal persiapan infrastruktur?
Kelebihan PayTren, enggak tertutup kemungkinan juga pakai kartu tapi tetap server based.
Jadi nanti kerja sama sama bank?
Soal pertanyaan soal bank, saya serahkan ke Dewan Pengawas Syariah MUI ya. Insyaaallah.
Jadi siap kapan?
Insyaaallah kita ambil momentumnya. Tinggal doa aja nih supaya proses izin e-money PayTren lancar selancar-lancarnya. Pokoknya begitu dapat izin BI kita siapkan.
Dananya berapa buat menyiapkan itu semua? Wah nanyanya ke situ saya belum bisa jawab.